Menikmati Budaya Lokal Dengan Kopi

Kopi Sumatera
Kopi Sumatera

Sore itu kebetulan sekali Ejja, sahabat saya yang berdomisili di Lampung datang ke Jakarta. Yasudah, kami pun menyempatkan waktu untuk bertemu dan mampir di Kopikina, sebuah kedai yang saya tau dari senior saya yang memang penggila kopi.

Saya tergolong sering sekali mampir ke kedai kopi untuk sekedar memesan green tea latte, karena memang dari dulu itu kalau saya minum kopi, saya merasakan sakit perut dan jantung rasanya berdebar keras, katanya hal itu sih wajar, tapi entah kenapa saya sudah tidak merasakan hal tersebut lagi.

Sekitar 3 bulan terakhir ini, saya pun aktif bercengkrama dengan kopi, walaupun hanya kopi bungkusan ala warung kelontong. Kopinya kadang saya seduh dengan diberi es batu, atau sekedar di taro ke piring kecil untuk saya campurkan dengan madu menjadi masker untuk wajah saya! Maklum, wajah saya berjerawat dan saya memilih menggunakan kopi sebagai cara tradisional untuk menghilangkannya, bisa baca disini : “Trik Menghilangkan Jerawat Dengan Masker Kopi”

Sore itu pun saat di kopikina, saya merasakan sangat tenang karena wangi kopi nya itu asik banget! kami memilih duduk di depan jendela yang menghadap ke jalan raya, mas ganteng pramusaji pun memberi kami buku menu. “Gue pilih kopi Sumatera, pakai teknik Americano aja yah Ja! Elo apa?”  entah kenapa, yang biasanya saya lebih memilih latte, sekarang sayapun sudah mulai melirik kopi murni, hehehehe

Gambar diatas adalah hasil pesanan saya, jenis kopinya Sumatera dengan teknik Americano, saya sih belum paham dengan macam-macam teknik mengolah kopi, tapi pelan-pelan saya pun harus mempelajarinya. Setidaknya, hari itu saya berani untuk minum kopi murni, dan saya pun tidak merasakan sakit perut, jantung berdebar, malah saya kantuk sekali (mungkin karena memang saya kurang tidur, hehehehe)

Sore itu pun, kami saling curhat dari Sabang sampai Merauke dengan ditemani kopi pesanan kami masing-masing dan Singkong goreng. di tengah obrolan kami pun, saya berfikir bahwa Negara saya ini memiliki ribuan jenis kopi yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, dengan menikmati kopi, berarti kami juga menikmati kebudayaan berupa minuman tradisional khas Nusantara dan mendukung petani lokal untuk terus memproduksi kopi lokal yang luar biasa ini.

Saat keluar dari kopikina pun, saya berjanji untuk mengurangi kunjungan saya ke kedai kopi modern milik luar negeri, lebih baik saya mengunjungi kedai kopi seperti kopikina atau bakoel koffie Cikini untuk menikmati ratusan kopi hasil Nusantara ini. Sepertinya, saya makin cinta dengan kopi 🙂

Adakah yang mau ngopi bareng saya? gak usah sungkan ya, japri aja 😀 hehehe

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *