Trip Yogyakarta : Museum Ullen Sentalu

Hallo Yogya! sudah ke-sekian kalinya saya berkunjung ke kota ini, tapi gak pernah bosan. Trip yogyakarta kali ini ada yang spesial, karena kali ini saya nge-trip tepat dihari ulang tahun saya, yeayh! Gak biasa juga sih sebenarnya, karena kan kalau ulang tahun biasanya bareng keluarga, kali ini bareng temen-temen.

Untuk trip Yogyakarta ini saya sudah merencanakan dari bulan April, niat abis ya?? Gak sih, karena kebetulan aja di bulan tersebut ada promosi penjualan tiket Prambanan Jazz, jadi yasudah saya yang jarang banget liburan merencanakan trip singkat ini. Sekarang, saya gak akan bahas Prambanan Jazz yah, karena saya lebih terpesona dengan museum Ullen Sentalu yang ada di Kaliurang, Yogyakarta.

Museum Ullen Sentalu

“Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya.” – Pramoedya Ananta

Saya sepakat dengan kalimat bijak dari Pramoedya Ananta, bahwa kita gak mungkin mencintai Negeri ini dan menjadi Nasionalis, kalau kita sendiri tidak mengenal sejarah. Makanya Museum tepat banget nih untuk kita mengenal sejarah Negeri ini.

Kali ini saya ke Ullen Sentalu ber-4, berangkat dari penginapan kami di daerah Taman Siswa ke Ullen Sentalu di daerah Kaliurang, agak jauh sih menurut saya, tapi terbayarkan dengan udara yang sejuk dan pemandangan yang asri. Bahkan, saya sampai buka kaca mobil untuk menghirup udara sejuk saat perjalanan, maklum di Jakarta jarang banget ada udara sejuk dan jalanan super lowong kayak disini, hehehehehehe

IMG_20160820_151445

Sesampainya di TKP, saya langsung membeli tiket seharga RP.30.000/orang. Di banner yang terletak pada tempat pembelian tiket, terpampang jelas bahwa tiket sudah termasuk pemandu wisata (Bisa pilih pemandu lokal / internasional) dan minuman khas kerajaan (jamu ratu mas). Oia, setiap pemandu membawa 15 pengunjung, karena kami hanya ber-4 jadi kami gabung ke rombongan lainnya. Akhirnya kami bergegas masuk ke rombongan, dengan ditemani 1 tour guide lokal, dan sebelum kami semua memulai trip, pemandu berkata bahwa kami tidak boleh mengambil gambar apapun di wilayah museum, kecuali wilayah yang diperbolehkan. Jadi, kali ini saya cerita tidak dengan foto apa saja yang ada di dalam museum yah. Mungkin hal ini dilakukan agar tidak mengganggu “nyawa” dari barang-barang warisan yang ada di museum ini, mari kita manut wae yah.

Kalau menurut saya, Ullen Sentalu gak hanya bisa disebut sebagai museum, tapi juga galery seni karena banyak karya lukisan seniman yang kece banget. Ullen Sentalu menceritakan sejarah kerajaan mataram, dan sini lebih fokus menceritakan mengenai sejarah kerajaan kota Yogyakarta dan Solo, ketika mbak pemandu mulai bercerita, saya langsung ingat ayah saya yang kebetulan masih keturunan kerajaan dari Solo. Disini, pemandu menceritakan detail mengenai kerajaan Hamengkubuwono dan Pakubuwono, dari mulai raja pertama, sampai raja yang sekarang, ditambah lagi kehidupan sehari-hari mereka, dari banyaknya cerita, saya sangat terkesan dengan cerita mengenai Gusti Nurul Khusumawardhani, yang sangat jelita dan punya hobby berkuda. Konon, Gusti Nurul ini dikagumi oleh Ir.Soekarno pada jaman itu loh, wajar sih wong gusti ayu tenan! Dan di musem tersebut ada satu ruangan yang menceritakan mengenai Gusti Nurul

1305281_20120503043921
Gusti Nurul Khusumawardhani saat remaja

Dari banyaknya raja yang diceritakan pemandu, saya senang karena bisa tau sekilas mengenai nenek moyangnya ayah, tapi sayangnya saya gak ingat ayah keturunan dari raja nomer berapa, mungkin next time saya bisa kesana lagi bareng ayah. Oia, di museum ini juga ada ruangan khusus batik Yogya dan Solo, saya pun baru tau perbedaan antara kedua batik tersebut! Kirain tuh sama, ternyata walaupun sama-sama di jawa tengah, mereka punya perbedaan.

Museumnya sangat adem dan tenang serta memiliki banyak ruangan dan labirin, untung sudah ada pemandunya, kalau belum mungkin pengunjung bisa nyasar yah! hehehehehehe.. Setelah berkeliling, kami semua dapet hidangan berupa jamu ratu mas, khas keraton jaman dulu, jadi minuman ini merupakan minuman raja pada jaman itu. Rasanya seperti teh yang diberi sereh dan dedaunan lainnya yang saya gak tau itu apa. Selepas minum jamu tersebut, kami semua langsung dibawa ke sebuah area terbuka yang sangat sejuk. Di tempat ini adalah titik terakhir dan kami semua berpisah, akhirnya kamipun boleh berfoto di tempat ini. hihihi

Winda - Sigit - Saya - Aji
Winda – Sigit – Saya – Aji

IMG-20160825-WA0013

IMG-20160825-WA0014

IMG-20160825-WA0017

Nah itu sedikit mengenai cerita saya yang berkunjung ke museum Ullen Sentalu, kalau saya ke Jogja lagi saya pasti mau kesini lagi, karena kemarin sudah terlalu sore berkunjungnya, jadi kurang puas. hehehehhe

 

 

You may also like

6 Comments

    1. Iya mba, harus!
      Cantik banget emang. Dan menurut mbak pemandu, gusti nurul itu masih hidup dan ikut meresmikan museum tersebut. Saat foto tua nya aja masih cantik.. bedalah ya, anak raja pasti perawatannya A-Z dan alami smua 🙂

Leave a Reply to yoraanas Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *