Pengalaman Umroh Pertama Kali Dan Dalam Kondisi Menyusui (Part 1 Madinah)

Ternyata, nggak semua orang bisa kesini, tergantung panggilan-Nya

Assalamu’alaikum semua! kali ini saya mau cerita mengenai pengalaman saya umroh untuk pertama kalinya, lagi dalam kondisi menyusui dan harus ninggalin anak usia 9 bulan selama 10 hari ibadah umroh! Awalnya agak berat sih, tapi ya bismillah aja toh ini sudah panggilan-Nya dan saya berpositif thingking saja karena Allah SWT pasti memudahkan.

Oia, sebelumnya sebelum saya menulis pengalaman umroh ini, suami saya terlebih dahulu konsultasi dengan ustad pembimbing perjalanan kami, apakah akan menguangi pahala atau menjadikan diri kami riya dengan share moment ini? Insyaallah jauh dari riya & tidak berkurang pahalanya, jika niatnya sharing, memberi informasi & pengalaman, bukan untuk sombong. Jadi, saya luruskan disini bahwa saya share tulisan ini jujur dengan niat memberikan informasi & sharing, bukan untuk memamerkan apa yang saya jalani, mohon doa supaya kami dijauhkan dari sifat riya yah.

untuk persiapan umroh, sebelumnya kita harus melakukan vaksinasi meningitis, kamu bisa baca cerita aku tentang meningitis disisni yah Persiapan Umroh : Mau Vaksin Meningitis, Begini Caranya! 

ID Card Umroh

Persiapan Menuju Madinah

Isi Koper

Untuk perjalanan ini, sebelumnya kami sudah diberi tahu bahwa untuk cuaca bulan Nov-Des di Madinah sudah mau masuk musim dingin, jadi sebisa mungkin saya membawa jaket dan beberapa obat-obatan jika mengalami sakit seperti flu atau untuk menghangatkan tubuh. Adapun perlengkapan yang saya bawa dikoper adalah :

  • Baju syar’i 4 set (baju & khimar) Untuk baju ini, 1 set akan saya gunakan 2x, misal hari ke-1 & hari ke-3
  • Baju umroh / tawaf 1 set (berwarna putih)
  • Pakaian dalam untuk 10 hari
  • Kaos kaki 5 set
  • Baju tidur 2 set (saya gunakan bergantian, karena disana nggak keringetan & nggak bau asem)
  • Sendal
  • Handuk kecil
  • Perlengkapan mandi (Sikat gigi, sabun mandi, lotion dsb)
  • Hanger plastik 2 pcs
  • Botol minum 1,5 Liter 1 pcs untuk stok air zam-zam selama di hotel

Isi Tas Cabin

  • Alat pumping
  • Charger HP
  • Powerbank
  • Alat makeup (lipstik, moisturizer, pelembab bibir, sunblock, bedak)
  • Dompet
  • Botol minum kecil untuk minum selama di pesawat, ya saya suka haus soalnya

Tas Pinggang

  • Paspor
  • Uang recehan
  • Handphone
  • Headset

Untuk tas pinggang ini, akan saya gunakan setiap hari saat ke masjid supaya ringkes bawaannya. Oia, nanti akan saya tambahkan sajadah kecil dan dompet saat saya ke masjid, plus bawa kantong kresek untuk meletakkan sandal yang saya gunakan.

Menuju Madinah

Saya beserta keluarga dan rombongan di jadwalkan berangkat dengan pesawat Saudi Arabia langsung ke Madinah, transit dulu di bandara Riyadh kurang lebih 1 jam namun saya nggak turun, hanya diam di pesawat. Saat itu kami naik pesawat sekitar jam 16.00 WIB maka dari itu, saat sampai di Bandara Soekarno Hatta kami melakukan sholat jamak Dzuhur & Ashar serta berniat safar. Saat itu saya cukup galau karena akan meninggalkan anak yang baru usia 9 bulan untuk pergi lama, sebelumnya memang sering saya tinggal untuk urusan kerja, tapi hanya beberapa jam saja.

Kenapa umroh disaat anak masih bayi? Karena kebetulan, niat ini sudah lama sekali dibuat oleh keluarga suami saya, kebetulan suami saya diminta ikut untuk menggantikan Bapak yang harus ‘pulang’ duluan sebelum jadwal umroh, karena baik saya dan suami sama sekali belum pernah umroh, jadi kami fikir yasudah sekalian aja biar bareng-bareng, kapan lagi kami sama-sama first impression, jadi harapannya tanah suci juga suami saya bisa nemenin pakde dan saya bisa nemenin ibu serta bude-bude.

Lalu, gimana dengan anak?

Urusan ninggalin anak memang bikin galau, tapi saya percaya bahwa ini sudah panggilan Allah SWT untuk saya dan suami, jadi saya pun berpositif thingking kepada Allah, saya percayakan anak saya kepada support system yaitu keluarga, kebetulan anak saya pun sangat nempel dengan akungnya, jadi saya pun nggak khawatir. Dari 1 bulan sebelumnya, saya selalu sounding ke anak kalau saya & ayahnya akan pergi ke rumah Allah SWT & juga beberapa minggu sebelum keberangkatan, saya ngajak anak untuk tidur malam bersama ayah saya, jadi biar dia ndak kaget. Untuk urusan susu gimana? kebetulan saya menggunakan sufor jika saya berhalangan untuk menyusui secara langsung, jadi alhamdulillah anak sudah terbiasa dan tidak bingung puting, hati ini pun tenang.

Hanya saja, sebelum saya pergi saya sudah menyiapkan semua kebutuhan anak, dari mulai diapers, snack, susu formula, mainan, bahan makanan sampai uang untuk belanja kebutuhannya yang sekiranya cukup untuk 10 hari. Oia, saya pun juga menitipkan kartu berobat jika sewaktu-waktu dibutuhkan, juga memberikan list kepada orang tua makanan apa saja yang tidak bisa dimakan oleh anak saya, karena ia ada alergi makanan tertentu.

Pumping Di Pesawat

Karena perjalanan Jakarta – Madinah cukup lama, memakan waktu 8 jam perjalanan, maka saya sudah memikirkan untuk membawa alat pumping masuk ke tas cabin, supaya saya bisa nyaman selama perjalanan, saya melakukan pumping sebanyak 1x di dalam pesawat, baik menuju Madinah maupun saat kembali ke Jakarta. Untungnya, karena anak saya sudah MPASI dan saya tipe yang direct breastfeeding, maka ASI saya bukan tipe yang berlebihan, alhamdulillah selama perjalanan saya nggak mengalami bocor maupun sakit.

Setelah pumping, saya pun harus mengikhlaskan diri ini untuk membuang ASI yang sudah saya pumping ke wastafel, karena saya tidak mau repot nyetok ASI beku, jadi bismillah saja, cara ini yang saya pilih, tujuan dari saya tetap pumping saat perjalanan ini bukan untuk stok, melainkan untuk mengosongkan payudara, nyaman dalam beribadah & stok ASI tidak berkurang sampai saya tiba di Jakarta. Agak melow sih, saat mau buang ASI, tapi ya gimana? alhamdulillah saya diberikan keikhlasan serta kekuatan untuk ini.

Sampai Di Madinah

Kami tiba di Madinah sekitar jam 01.00 waktu Saudi, alhamdulillah perjalanan lancar dan bandara Madinah pun bagus seperti terminal 3 Soekarno Hatta, setelah melewati bagian imigrasi dan ambil koper, kami pun langsung menuju bus yang mengantarkan kami ke hotel. Alhamdulillah saya merasa haru sudah bisa menginjakkan kaki di tanah suci, saya pun langsung memanjatkan doa, bersyukur serta meminta kemudahan kepada Allah SWT dalam menjalani ibadah ini.

Sesampainya di hotel, saya sangat bersyukur sekali bahwa hotel kami tepat di depan pintu 5 masjidi Nabawi, alhamdulillah puji syukur saya panjatkan, saya selalu meminta agak kami semua diberikan kemudahan serta keikhlasan dalam menjalani ibadah ini. Sampai di kamar hotel, saya pun langsung mandi dengan air hangat dan istirahat karena jam 04.00 waktu saudi kami harus menuju masjid Nabawi untuk melakukan solat subuh pertama di kota Madinah.

Alhamdulillah saat menuju masjid, cuaca cukup sejuk sekitar 17 derajat celcius, karena selama disana saya menggunakan baju syar’i, saya pun tidak menggunakan jaket saat keluar hotel, karena sudah cukup hangat. Oia, saat disana, setiap saya keluar hotel saya sudah berwudhu, untuk memudahkan saat ingin solat karena toilet disana cukup jauh.

Halaman Masjid Nabawi

Amalan Apa Saja Yang Bisa Dilakukan Selama Umroh?

Banyak banget amalan yang bisa kita lakukan selain solat fardu, untuk ganjaran amal, Allah SWT akan melimpahkan 1000 x pahala loh jika kita melakukan solat di masjid Nabawi ini, Masyaallah.

Amalan yang bisa kita lakukan :

  • Solat fardu 5 waktu
  • Solat tahiyatul masjid
  • Solat Qobliah sebelum solat fardu
  • Solat Suruq menjelang fajar datang
  • Solat Dhuha
  • Membaca Al-Qur’an
  • Sedekah
  • Dzikir
  • Wakaf Al-Qur’an
  • Solat & Bedoa di Raudhah (lokasi ini paling makbul untuk bermunajat kepada Allah SWT)
  • Ziarah ke tempat bersejarah

Apa Itu Raudhah?

Raudhah adalah tempat istimewa yang terletak di dalam masjid Nabawi, yaitu tempat yang mustajab untuk ummat memohon doa kepada Allah SWT. Raudhah dulunya adalah area antara rumah Nabi Muhammad SAW dan mimbar tempat beliau khutbah di Masjid Nabawi, dan beliau.

antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) taman-taman syurga

Pintu masuk menuju Raudhah

Karena ini adalah tempat yang makbul dan paling diincar oleh jamaah, maka dari itu lokasi ini sangat penuh oleh jamaah, untuk masuknya saja diatur seperti kita ingin masuk ke taman rekreasi. Untuk perempuan, tidak bisa setiap saat masuk ke Raudhah, ada jam bukanya dan sungguh amat butuh perjuangan untuk masuk ke Raudhah.

Saya dan rombongan alhamdulillah bisa punya kesempatan 1x masuk Raudhah di bimbing dengan muttawifah kami, karena untuk masuk kesini kita sepertinya nggak bisa sendirian, khawatir karena sangat berdesak-desakkan, jadi lebih baik berkelompok untuk saling mengingatkan dan menjaga. Walaupun Raudhah adalah lokasi yang mustajab untuk berdoa, namun kita tidak boleh syirik dengan cara mengusap-usap makam Nabi berharap mendapatkan rejeki, dan tidak boleh memaksakan diri untuk masuk.. Cukup pasrahkan diri, memohon kepada Allah SWT agar diri ini bisa diizinkan untuk masuk ke Raudhah, jika sudah masuk cukup solat 2 rakaat (jika bisa solat, karena penuh sekali saya waktu itu tidak bisa solat) dan berdoa dengan ikhlas, memohon kepada Allah SWT apapun do’a nya insyaallah di dengar serta di ijabah oleh Allah SWT, insyaallah aamiin.

Kegiatan belajar di Masjid Nabawi (dhuha)
Air zam-zam di dalam Masjid Nabawi dalam galon-galon besar, Gratis! Bebas minum sepuasnya

Jika tidak mendapatkan ksempatan untuk masuk ke Raudhah, berserah diri saja ke Allah SWT, inysaallah dimana pun berdoanya akan di kabulkan Allah SWT, karena kita hanya berusaha sebaik mungkin, Allah SWT yang menentukan.

Apa tandanya kita sudah masuk di wilayah Raudhah? seluruh area solat pada masjid Nabawi full karpet berwarna merah, jika kamu sudah sampai di karpet berwarna hijau, tandanya kamu sudah masuk wilayah Raudhah.

Tips Masuk Ke Raudhah

  • Bawa tas kecil saja, isi dompet, HP, sajadah
  • Bawa kresek untuk sendal
  • Lusruskan niat
  • Ikhlaskan hati (jangan kecewa jika tidak bisa masuk)
  • Memohon doa agar dimudahkan untuk masuk Raudhah
  • Pilih waktu ba’da Isya
  • Solat Isya di shaf perempuan lewat pintu 30
  • Setelah solat Isya & Jenazah, bergegaslah untuk ke bagian depan pintu masuk
  • Jangan sendirian, berkelompoklah (biasanya penjaga Raudhah pun akan berteriak “Indonesia, Indonesia Sini” Maksudnya supaya orang Indonesia berkumpul jadi satu)
  • Jika pernuh, ikutlah arus, jangan menyakiti sesama dengan menyikut orang lain agar bisa masuk
  • Jika sudah sampai di Raudhah, langsung solat / berdoalah
  • Memohon ampunlah terlebih dahulu sebelum memanjatkan doa yang lainnya
  • Jika sudah selesai, keluarlah

Belanja Oleh-oleh di Madinah

Nah, ini adalah hal yang sebenernya gak perlu terlalu di prioritaskan, jika kamu mau belanja oleh-oleh untuk keluarga, saya punya tips nya nih, tentu saja ini tips ala saya yah, base on pengalaman kemarin 😀

  • Utamakan ibadah, oleh-oleh belakangan aja di hari ke-3 cukup kok / setelah kegiatan wajib sudah selesai
  • Belanja di waktu antara selesai dhuha dan dzuhur / setelah solat isya
  • List dulu mau belanja untuk siapa & apa saja
  • Jangan pergi sendirian, harus dengan mahromnya yah! Inget, ini tanah suci, bukan tanah abang!
  • Usahakan belanja dengan uang kecil / uang pas
  • Boleh nawar terlebih dahulu sebelum membeli
  • Jika uang real habis, kamu bisa gunakan uang rupiah 100 ribuan / tukar di money changer juga bisa
  • Usahakan untuk tidak membawa barang belanjaan ke masjid, jadi selesai belanja kamu taro di hotel, kemudian wudhu dan barulah ke mesjid
  • Jangan kalap! Inget, tujuan ke tanah suci itu untuk ibadah, bukan untuk belanja yah
Lokasi pertokoan di samping gotel, depan pintu 5

Lokasi Belanja Di Madinah

  • Pertokoan di depan pintu 1 – 5 masjid
  • Pasar kurma di dekat pintu 5 : ada 1 bangunan khusus jual kurma, disini lebih miring dari pada di kebun kurma
  • Pasar kaki lima di depan pintu 7
  • Deretan pertokoan di depan pintu 12-16
  • Bin Dawood, ada di mall / pertokoan depan pintu 16. Disini kamu bisa beli coklat isi kurma & almond, enak!
  • Pasar kaki lima jabal uhud : disini juga lumayan miring harganya
  • Jajan kebab di deretan pertokoan : 5 – 7 SR (setara Rp.20.000 – 28.ooo, isinya roti kebab / tortila, fries, potongan daging kebab, saos tomat, sayuran) seporsi bisa buat ber-2 karena cukup besar
  • Jajan Al-Baik di dekat jalan raya arah pemakaman (lupa nama pemakamannya apa). Al-Baik ini KFC nya saudi yang sangat terkenal, karena murah & porsinya besar! Saya jajan KFC 30SR (setara Rp. 125.000 isinya 2 ayam, kentang & minum) sedangkan jajan Al-Baik 14SR (setara Rp.51.000 isinya ayam 1/2 ekor, kentang, roti) ada juga paket nugget, kentang, roti yang seporsi bisa makan untuk ber-2

Untuk perjalanan umroh perdana ini, saya menggunakan travel Al-Fatonah yang berkantor di Islamic centre Kota Bekasi, jika kamu ingin umroh bisa loh hub Al-Fatonah di kontak : Ilham 085695150070 / Kantor : 0218891645. Alhamdulillah travel ini sangat memperhatikan jemaah serta tuntunan sunnah serta membimbing saya dan rombongan dengan sangat baik. Apalagi saat menuju ke Mekkah, kami serombongan diberikan makan sore berupa paket Al-Baik! hehehehe terima kasih Al-Fatonah, ngerti aja kalau saya sangat ngidam Al-Baik 😀

Nah, sekian sharing saya selama di Madinah, semoga membantu yah! Ingat, luruskan niat & jangan malah jago belanja disini yah, niatkan untuk full ibadah mencari pahala.

You may also like

4 Comments

  1. Alhamdulillah nemu blog bermanfaat begini. Agak galau jg karena rencanan umrah pas anak masih 10 bulan dan full ASI, blum pernah sufor. Kepikiran gmn mau bawa BP plus ice gel pas umrah, kayaknya merepotkan. Dan akhirnya nemu jawaban dari blog, kalau kudu mengikhlaskan buang ASIP agar ibadah lancar dan nyaman.

    Bismillah, semoga Allah Subhanahuwata’ala memudahkan ibadah saya dan keluarga. Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *